Pada perusahaan Jepang, sebuah keputusan penting biasanya harus melalui sebuah sistem yang disebut dengan Ringi (稟議制). Keputusan penting ini biasanya mengenai hal-hal yang melibatkan finansial atau keputusan penting organisasi. Pada dasarnya sistem seperti ini mirip dengan sistem “proposal” dalam kebanyakan perusahaan-perusahaan sekarang. Sedikit pembedanya adalah, pada sistem Ringi, untuk dapat mencapai rapat final, harus melalui beberapa prosedur termasuk persetujuan dari para manajer sesuai dengan hierarki pada perusahaan tersebut.

Sejarah Ringisei bisa dibilang cukup baru. Pada zaman Meiji, pihak asing berhasil masuk setelah Jepang menerapkan kebijakan isolasi dan mempengaruhi segala aspek dalam kehidupan masyarakat Jepang, salah satunya adalah sistem administrasi bisnis gaya barat. Jepang sebelumnya sudah memiliki sebuah sistem bisnis yang disebut dengan Jigyou-ikka (事業一家) yang berarti “bisnis keluarga”. Jigyou-ikka adalah model bisnis Dimana perusahaan dianggap sebagai keluarga, dimana para anggotanya dianggap sebagai bagian dari keluarga dan bekerja sama dengan tujuan mencapai kesuksesan bersama. Namun tentu saja, pada zaman itu, keluarga di Jepang memiliki hierarki yang begitu jelas yaitu kepala keluarga pastinya menduduki kedudukan tertinggi dan anak sulung laki-laki juga memiliki posisi yang tinggi. Model bisnis barat yang masuk kemudian berasimilasi dengan model bisnis Jigyou-ikka ini yang kemudian pada akhirnya membentuk Ringisei.

Karena RIngisei ini berfokus pada hierarki, maka proses pengajuannya-pun memiliki alur yang jelas.
Pegawai biasa mengusulkan proposal dan mengumpulkannya bersamaan dengan Ringisho (formulir Ringi) à Ringisho kemudian menyebar di kalangan para manajer à Para manajer yang terlibat akan memberika stempel jika mereka memutuskan untuk menyetujuinya à memberikannya ke pihak yang lebih tinggi kedudukannya à secara resmi dibicarakan pada rapat akhir
Jadi setelah melewati berbagai prosedur, proposal belum tentu disetujuia karena pada akhirnya keputusan akan ditetapkan pada rapat akhir. Apa yang tertulis pada Ringisho sangatlah terkontrol baik itu isinya, maupun urutan penulisannya. Sangatlah penting untuk mendapat persetujuan dari para manajer untuk pada akhirnya dibicarakan pada rapat akhir.

Meskipun sistem ini memiliki beberapa kelebihan seperti pelaksanaan demokrasi dan penerimaan ide dari pegawai biasa, sistem ini juga memiliki kekurangan. Kekurangan yang paling menonjol adalah bagaimana sistem ini melibatkan begitu banyak pihak, sehingga menyebabkan proses pengambilan keputusan yang begitu lama.

Keyword: Japanese business, Japanese culture, business culture, ringi, hierarki