KOMUNIKASI ANTAR KENDARAAN : HARAPAN MASA DEPAN
Waktu terus bergerak, dan seiring dengannya berkembang pula teknologi. Salah satunya adalah teknologi transportasi. Dari kereta kuda orang Mesir sampai ke bus Transjakarta dibuktikan bahwa teknologi transportasi tidak lekang oleh waktu. Sejak adanya kereta uap pendahulu mobil yang dibuat oleh Nicolas Joseph Cugnot (1769) [1], jumlah mobil semakin meningkat. Tujuh tahun yang lalu, Ward’s memperkirakan jumlah mobil telah melebihi 1 milyar dan pada 2035 diproyeksikan akan mencapai 2 milyar mobil [2]. Semakin banyak mobil akan menyebabkan jumlah kecelakaan lalu lintas semakin tinggi. Berdasarkan data WHO, 1.25 juta orang meninggal tiap tahunnya karena kecelakaan lalu lintas, yang menyebabkan sebagian negara kehilangan sekitar 3% dari PDB-nya [3].
Gambar 1. Ilustrasi sistem V2V [4]
Salah satu solusi untuk meredam angka tersebut adalah V2V (Vehicle to vehicle) Communication atau komunikasi antar kendaraan. V2V adalah sistem komunikasi antar mobil atau pengendara dengan mobil lainnya melalui peralatan komunikasi dimana ada pertukaran dan distribusi informasi. Informasi yang dimaksud adalah kecepatan, posisi, akselerasi, pengereman, pergantian jalur, kontrol stabilitas dan traksi, lampu dan posisi gigi [5]. V2V bertujuan untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
V2V diusulkan oleh FCC (Federal Communications Commission) Amerika Serikat yang mengalokasikan 75 MHz di spektrum 5,850-5,925 GHz untuk komunikasi kendaraan pintar, yang dibagi atas tujuh saluran 10 MHz dimana yang satu adalah saluran kontrol dan sisanya saluran layanan [6]. Riset yang lain terhadap V2V juga dilaksanakan dengan nama VANET (Vehicular Ad-Hoc Network) atau jaringan komunikasi khusus untuk kendaraan di berbagai universitas dan laboratorium. Selain itu, pengembangan juga dilakukan oleh perusahaan-perusahaan seperti Ford, General Motors, Honda, Hyundai-Kai, Volkswagen, Mercedes-Benz, and Toyota yang tergabung dalam CAMP (Crash Avoidance Metrics Partnership). Pada tahun 2016, DOT (Department of Transportation) Amerika Serikat mengajukan proposal agar V2V wajib untuk kendaraan guna ringan merencanakan agar pada tahun 2021, semua mobil yang diproduksi memiliki V2V [ 7]. Selain Amerika Serikat, Uni Eropa dan Jepang juga menyediakan frekuensi untuk komunikasi mobil pintar. Uni Eropa menyediakan frekuensi 5,855-5,925 GHz dan Jepang menyediakan frekuensi 5,770-5,850 GHz dan 71,5-72,5 MHz [8]. Pada tahun 2017 GM berhasil mendemonstrasikan V2V dengan sedan performa Cadillac CTS [9].
Gambar 2. Ilustrasi pertukaran data [12]
V2V akan menggunakan dedicated short radio communication. Teknologi ini mirip dengan wi-fi karena salah satu frekuensi yang digunakkan adalah 5,9 GHz yang merupakan frekuensi wi-fi. V2V diperkirakan mampu berfungsi sampai jarak 300 m dan akan berbentuk seperti jaringan dimana setiap titik (mobil, lampu lalu lintas, dan kendaraan lain) dapat menangkap, meneruskan dan mengirimkan sinyal [10].
Dengan V2V, akan ada berbagai peningkatan kondisi lalu lintas baik kepada pengendara. V2V memungkinkan adanya peringatan-peringatan seperti lampu rem darurat, tabrakan depan, bantuan di perempatan, titik buta dan perubahan lajur, larangan lewat dan kehilangan kendali (seperti terlihat di gambar 2). Mobil juga dapat memberikan informasi tentang rute yang lebih baik jika rute awalnya terkendala (macet) [11]. Dengan saling berbagi data, sebuah mobil dapat “melihat” melalui sensor mobil lain.
Tetapi sistem ini bukan tanpa masalah dan tantangan. Menurut rencana DOT, waktu adaptasi di Amerika Serikat saja diperkirakan akan sampai 2021. Jika demikian, kapankah dunia dan juga Indonesia mengadopsi sistem ini ? Kedua, adalah soal jauhnya sistem akan terintegrasi. Apakah sistem ini akan terpasang di mobil saja atau motor atau bahkan sepeda. Ketiga adalah separasi. Separasi yang dimaksud adalah pembentukan jaringan sendiri antar kendaraan dan terpisah dari internet. Keempat adalah masalah privasi dan keamanan data. Privasi dan keamanan data menyangkut bagaimana data yang dikumpulkan akan digunakan untuk apa dan oleh siapa. Kelima adalah harga yang mahal dengan harga awal Rp 4.630.000 sampai dengan Rp 4.750.000 untuk tahun 2020 dan menurun menjadi Rp 2.830.000 sampai dengan Rp 3.080.000 pada tahun 2058 [13]. Keenam adalah infrastruktur tambahan berupa pengulang signal digital (repeater). Pengulang signal digital bekerja dengan menangkap signal radio dari kendaraan dan mengeluarkan signal radio yang sama sehingga data di dalam signal radio menjangkau area lebih luas. Pengulang signal digital terdiri dari penerima radio, amplifier, transmitter, isolator dan dua antena. Pengulang signal digital dapat menerima dan merestorasi signal yang lemah atau terdistorsi. Karena pengulang signal digital tergantung pada ada-tidaknya voltase, jarak signal digital biasanya berjarak 2000 m – 6000 m, meningkatkan jumlah pengulang signal sehingga biaya semakin naik [14]. Terakhir adalah masalah standarisasi. Standarisasi diperlukan agar sistem dapat bekerja dengan semua jenis kendaraan bukan tergantung pada manufaktur kendaraan saja. Salah satu standar yang diajukan adalah Wireless Access for Vehicular Environments (WAVE) atau yang dikenal sebagai IEEE 802.11p [15].
Sistem ini sangat berpotensi untuk mengurangi tingkat tabrakan dan kecelakaan antar kendaraan. Tetapi masalah dan tantangan yang ada harus dipecahkan terlebih dahulu, terutama masalah standarisasi agar dapat digunakan oleh semua kendaraan. V2V juga memerlukan dukungan pemerintah baik dari segi infrastruktur hukum (UU) maupun peralatan pendukung (repeater). Jika semua masalah telah diselesaikan dan V2V telah beroperasi, maka diharapkan terjadi penurunan angka kecelakaan.
Gambar 3. Ilustrasi pengulang signal digital [16]
contribution :Jeremy Oroh (ARE sem 2 2017/2018)
Referensi
[1]. En.wikipedia.org. (2017). History of the automobile. [online] Available at: https://en.wikipedia.org/wiki/History_of_the_automobile [Accessed 23 Oct. 2017].
[2]. Voelcker, J. (2017). 1.2 Billion Vehicles On World's Roads Now, 2 Billion By 2035: Report. [online] Green Car Reports. Available at: http://www.greencarreports.com/news/1093560_1-2-billion-vehicles-on-worlds-roads-now-2-billion-by-2035-report [Accessed 23 Oct. 2017].
[3]. World Health Organization. (2017). Road traffic injuries. [online] Available at: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs358/en/ [Accessed 23 Oct. 2017].
[4]. https://www.extremetech.com/wp-content/uploads/2014/02/V2V-GM-illo-1345557723736-web-hero-640x354.jpg
[5]. Howard, B. (2017). V2V: What are vehicle-to-vehicle communications and how do they work? - ExtremeTech. [online] ExtremeTech. Available at: https://www.extremetech.com/extreme/176093-V2V-what-are-vehicle-to-vehicle-communications-and-how-does-it-work/3 [Accessed 23 Oct. 2017].
[6]. Sahoo, P., Chiang, M. and Wu, S. (2017). SVANET: A Smart Vehicular Ad Hoc Network for Efficient Data Transmission with Wireless Sensors. [online] National Center for Biotechnology Information. Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4299011/ [Accessed 23 Oct. 2017].
[7]. Its.dot.gov. (2017). Intelligent Transportation Systems. [online] Available at: https://www.its.dot.gov/cv_basics/cv_basics_20qs.html [Accessed 23 Oct. 2017].
[8]. En.wikipedia.org. (2017). Vehicle-to-vehicle. [online] Available at: https://en.wikipedia.org/wiki/Vehicle-to-vehicle [Accessed 23 Oct. 2017].
[9]. Hall-Geisler, K. (2017). 2017 Cadillac CTS gets V2V upgrade. [online] TechCrunch. Available at: https://techcrunch.com/2017/03/09/2017-cadillac-cts-gets-V2V-upgrade/ [Accessed 23 Oct. 2017].
[10]. Howard, B. (2017). V2V: What are vehicle-to-vehicle communications and how do they work? - ExtremeTech. [online] ExtremeTech. Available at: https://www.extremetech.com/extreme/176093-V2V-what-are-vehicle-to-vehicle-communications-and-how-does-it-work/1 [Accessed 23 Oct. 2017].
[11] Its.dot.gov. (2017). Intelligent Transportation Systems. [online] Available at: https://www.its.dot.gov/factsheets/V2V_factsheet.html [Accessed 23 Oct. 2017].
[12] http://media.cadillac.com/content/dam/Media/images/US/Technology/V2V/2017-CTS-V2V/V2V-Messages-Graphic.jpg
[13] Itscosts.its.dot.gov. (2017). RITA | ITS | Costs: Research shows that estimated preliminary costs for V2V implementation per vehicle will range from $341 to $350 in 2020, decreasing to $209 - $227 in 2058. [online] Available at: http://www.itscosts.its.dot.gov/ITS/benecost.nsf/SummID/SC2014-00323?OpenDocument&Query=Home [Accessed 23 Oct. 2017].
[14] SearchNetworking. (2017). What is repeater? - Definition from WhatIs.com. [online] Available at: http://searchnetworking.techtarget.com/definition/repeater [Accessed 23 Oct. 2017].
[15] Stephan Eichler, “Performance Evaluation of the IEEE 802.11p WAVE Communication Standard”, in Proceedings of Vehicular Technology Conference, 2007, pp.2199–2203
[16] https://icsw.nhtsa.gov/safercar/v2v/images/V2V-II-1.jpg
Comments :