Courtesy photos: Jimmy design on youtube

Dalam aktivitas perancangan dan pengembangan produk (Product design and development), umumnya tidak terlepas dari pembuatan sketsa (Sketching) yaitu aktivitas memvisualisasikan ide dengan alat tulis (pensil, pulpen dsb) ke dalam kertas gambar. Sketching hingga saat ini masih menjadi pilihan desainer, ataupun profesi lainnya, dikarenakan cepat, murah dan komunikatif. Sketching merupakan langkah awal desainer dalam mengeluarkan ide berdasarkan inspirasi yang muncul dari imajinasi perancang mengacu kepada design requirement (persyaratan desain). Hasil dari aktivitas sketching adalah sketsa-sketsa yang umumnya masih berupa gambar-gambar kasar, belum detail dan presisi.

Dasar-dasar keterampilan pembuatan sketsa umumnya diajarkan di perguruan tinggi seni dan desain seperti gambar isometrik, ortogonal, perspektif. Seperti ilmu-ilmu lainnya, tentunya apa yang diajarkan di perguruan tinggi akan selalu memiliki gap dengan praktik di dunia profesional. Sebuah penelitian yang dituliskan dalam jurnal conference berjudul “Industrial design sketching in practice” tahun 2019 oleh Bram Norp dan Elias Van Hoek mengangkat topik tersebut. Penelitian ini membandingkan dengan studi kasus antara pengajaran sketching di jurusan Industrial Design Engineering, University of Twente dan praktik sketching pada perusahaan PCV Group, perusahaan konsultasi pengembangan produk high tech.

Beberapa gap yang ditemukan dari penelitian tersebut antara lain:

  1. Individual X Group Sketching

Pada universitas tersebut umumnya mahasiswa diajarkan untuk membuat sketsa dan diberi feedback oleh pengajar secara individual. Sementara pada praktik perusahaan PVC group, sketching dan pemberian feedback dilakukan secara berkelompok.

  1. Kapan fase sketsa dimulai

Di universitas umumnya diajarkan bahwa sketching dilakukan setelah fase pra-desain (analisis), yaitu Idea Phase. Sementara itu pada praktik di perusahaan dilakukan sejak fase pra-desain tersebut.

  1. Analogue sketching x Digital Sketching

Media yang digunakan saat sketching umumnya terbagi menajdi analogue (dengan alat tulis seperti pensil, pulpen, spidol dll) dan digital (komputer, tablet, stylus). Di universitas diajarkan terpisah, analogue sketching seluruhnya ataupun digital sketching seluruhnya. Sementara pada industri, mengkombinasikan kedual hal tersebut. Pada fase awal menggunakan analogue sketching dan pada fase lanjutan menggunakan digital sketching.

  1. Jenis-jenis sketsa yang dihasilkan

Secara umum jenis sketsa terbagi menjadi sketsa Desain, Teknis, Arsitektur dan alur. Di universitas umumnya lebih banyak diajarkan untuk membuat sketsa desain yang memperlihatkan bentuk, warna, dan tekstur. Sementara itu, di perusahaan lebih banyak jenis sketsa teknis (untuk memperlihatkan detail-detail teknis dan mekanisme), arsitektur (untuk menjelaskan detail-detail bagian produk) dan alur/useflow (untuk menjelaskan cara penggunaan dari sebuah produk).

Meskipun belum dapat di generalisasikan karena setiap universitas dan perusahaan memiliki praktik yang berbeda, paparan tersebut memperlihatkan bahwa akan selalu ada gap dari yang diajarkan di universitas dan praktik pada perusahaan.

Contoh Design Sketch (Norp & Hoek, 2019)

Contoh Technical Sketch (Norp & Hoek, 2019)

Contoh Architectural sketch (Norp & Hoek, 2019)

Contoh user flow sketch (Norp & Hoek, 2019)

Referensi

SDG: 9 Industry, Innovation, and Infrastructure.