Peningkatan penjualan (increase sales) dan pengurangan biaya (cost reduction) menjadi strategi umum yang dilakukan perusahaan-perusahaan, khususnya pada industri manufaktur. Aktivitas desain dan pengembangan produk dan produksi menjadi salah satu penentu keberhasilan strategi tersebut. Jika desain yang dihasilkan tidak tepat, maka strategi tersebut gagal. Dan juga sebaliknya.

Sementara itu, aktivitas produksi menjadi muara dari setiap aktivitas desain untuk merealisasikan rancangan menjadi prototype ataupun produksi serial. Hal tersebut menjadi bagian dari komponen biaya yang cukup besar. Aktivitas produksi meliputi Part Manufacturing dan Assembly. Part Manufacturing bertujuan untuk membuat part-part dari suatu produk dengan berbagai material dan proses permesinan. Sementara Assembly (perakitan) bertujuan untuk merakit hingga menjadi produk akhir. Realisasi rancangan pada aktivitas produksi tidak terhindar dari kegagalan, salah satunya diakibatkan oleh desain yang tidak sesuai kapasitas permesinan dan sumber daya manusia sehingga perlu melakukan re-design. Ataupun terlalu banyak variasi material. Hal tersebut mengakibatkan kerugian waktu, biaya dan effort.

Untuk mereduksi hal tersebut, maka muncul yang dinamakan prinsip Design For Manufacturing and Assembly (DFMA). Prinsip ini adalah memasukkan pertimbangan produksi sejak aktivitas desain dan pengembangan sehingga pengurangan akibat kesalahan desain dapat direduksi. Beberapa prinsip dari DFMA antara lain:

  1. Fitness (Sesuai)

Setiap aktivitas produksi perlu mempertimbangkan fungsi dan skala produksi. Produk untuk pasar yang sangat luas membutuhkan kecepatan produksi yang tinggi sehingga perlu desain sesederhana mungkin. Jika desainnya terlampau rumit, maka akan menghambat proses produksi. Tetapi pada market yang spesifik (nieche) maka desain yang cukup rumit dengan kecepatan produksi yang lambat mungkin cocok.

  1. Uniformity (Keseragaman)

Seperti yang kita tahu, pembelian material akan menghadapi kuantitas minimal (Minimum of Quantity). Jika variasi material yang dibeli terlalu banyak, maka besar kemungkinan terjadi penumpukkan material di gudang. Dengan penyeragaman material, standard part, hingga proses produksi dan perakitan maka diharapkan dapat mereduki biaya dan waktu produksi. Fitness (kesesuaian)

  1. Simplicity (Kesederhanaan)

Desain diharapkan meminimalisasi jumlah part yang dibuat agar effort dan biaya produksinya juga dapat direduksi. Selain itu juga diharapan dapat meminimalisasi sampah jika terjadi gagal produksi ataupun disposal.

Salah satu contoh penerapan hal tersebut pada industry adalah dengan dokumen design standard/guidelines yang menjelaskan material-material dan standard part yang tersedia di tim produksi.

Contoh standard part screws (https://www.mwcomponents.com/)

Selain itu juga dijelaskan panduan-panduan dalam mendesain suatu part. Misalnya Part sheet metal, dijelaskan bending radius yang diperbolehkan pada ketebalan tertentu (seperti pada gambar) sesuai kemampuan mesin.

Contoh design guidelines pada sheet metal part (dfmpro.com)

Dengan penerapan prinsip tersebut maka suatu industri diharapkan dapat meningkatkan margin keuntungan dengan reduksi biaya pada produksi.

SDG: 9 Industry, Innovation, and Infrastructure & 12 Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab.

Referensi:

  • Ulrich, Karl.T; Eppinger, Steven D. (2016): Product Design and Development, Sixth Edition. United States of America: Massachusettss Institute of Technology.
  • Boothroyd, G., Dewhurst, P., & Knight, W. A. (2010). Product design for manufacture and assembly. CRC press.