Teknologi Augmented Reality (AR) sesungguhnya mulai ditemukan pada tahun 1960-an oleh Ivan Sutherland yang saat itu menciptakan sistem Head-Mounted Display (HMD) pertama yang menampilkan gambar grafis dasar. Sutherland menamakan teknologi ini The Sword of Damocles. Langkah awal ini kemudian dilanjutkan pada tiga dekade berikutnya dimana Louis Rosenberg dari U.S. Air Force Research Laboratory mengembangkan teknologi yang dinamakan Virtual Fixtures yang merupakan implementasi AR pertama di dunia nyata. Pada tahun 1994 Julie Martin menciptakan pertunjukan teatrikal menggunakan teknologi AR yang disebut sebagai implementasi pertama teknologi AR. Google kemudian mulai mengembangkan teknologi AR ini dengan merilis Google Glass yang merupakan perangkat kacamata dengan teknologi AR. Teknologi ini membuka jalan bagi industry digital untuk mulai mengembangkan teknologi AR ini, terbukti pada tahun 2023 lalu Apple memperkenalkan Apple Vision Pro yang memungkinkan pengguna untuk mengoperasikan ekosistem produk Apple melalui kacamata berbasis AR tersebut.

 

Selain perkembangan perangkat keras diatas, Aplikasi atau perangkat lunak yang mendampingi desainer lingkungan dan aset AR juga berkembang sangat pesat. Aplikasi seperti Vuforia, Google ARCore, Apple ARKit, MaxST, Wikitude, merupakan aplikasi berbasis telepon seluler yang dapat membantu penggunanya untuk membuat aplikasi AR. Google Skymap merupakan salah satu contoh aplikasi AR yang membantu pengguna untuk mengeksplorasi bintang, planet, nebula dan lain-lain layaknya planetarium berbasis telepon seluler (Gambar 2).

 

Gambar 1. Tampak aplikasi Google Skymap dalam mengeksplorasi planet di angkasa

Sesungguhnya  keberadaan teknologi AR sudah sangat berkembang dan dapat dikatakan siap untuk dimplementasikan. Namun, implementasinya mayoritas masih dalam level industry dibandingkan implementasi dalam sektor individu. Berbagai sektor industry tersebut yang telah mengaplikasikan teknologi AR ini dan berdampak positif dalam aspek profit, seperti industry kosmetik, industry sepatu, industry furniture, industry kacatama, industry jam tangan, industry dekorasi kue, industri otomotif, dan lainnya. Tantangan terbesar dalam implementasi teknologi AR yang lebih luas adalah tingkat akurasi, kualitas akurasi dan kenyamanan pengguna. Penggunaan kacamata khusus dengan ukuran menonjol masih belum menyamankan pengguna dalam pemakaian yang simultaneous (Gambar 2). Disamping itu Tingkat akurasi visibilitas masih terkendala kualitas jaringan internet. Jaringan dengan teknologi 5G diprediksi akan membuat teknologi AR ini akan makin luas implementasinya didukung dengan pengembangan teknologi hardware yang membuat kacamata sebagai hardware utama dapat dirancang dengan ukuran yang lebih menyamankan pengguna.

 

Gambar 2. Implementasi AR (Photo by XR Expo on Unsplash)

Referensi

Monster AR (2023, Dec) 10 Perusahaan Ritel ini untung besar berkat AR/VR. URL: https://monsterar.net/2023/12/05/perusahaan-ar-indonesia/. Diakses: 30 Juni 2024.

Putri, N., K. (2023, June). Perkenalkan, Apple Vision Pro, Kacamata AR Canggih Senilai 51 Juta. URL: https://www.liputan6.com/regional/read/5311695/perkenalkan-apple-vision-pro-kacamata-ar-canggih-senilai-rp51-juta. Diakses: 30 Juni 2024

Y., & Smith, S. (2020, February). Interaction in augmented reality: Challenges to enhance user experience. In Proceedings of the 2020 4th International Conference on Virtual and Augmented Reality Simulations (pp. 39-44).