Dalam Industri berbasis rekayasa desain dan keteknikan, metode Reverse Engineering/RE (Rekayasa Terbalik) kerap digunakan untuk menyelesaikan permasalahan tertentu. Metode RE umumnya digunakan untuk mendapatkan data dan informasi teknis dari suatu benda fisik seperti ukuran, material hingga prinsip kerja dari suatu benda. Pada lingkup design engineering di era digital ini, RE secara spesifik dapat didefinisikan sebagai proses untuk membuat data 3 dimensi digital dari suatu benda fisik dengan sistem peralatan 3D Scanner.

3D Scanner berfungsi untuk memindai informasi bentuk dari benda fisik menjadi data digital berupa format Point cloud, yaitu sekumpulan titik yang memiliki kordinat 3 dimensi sesuai benda yang dipindai. Point cloud tersebut dapat diolah untuk beragam keperluan. Alat tersebut terdiri dari dudukan (standing/holder), sensor, komputer dan software untuk pengoperasian 3D Scanner. Tahapan pemindaian 3 dimensi terdiri dari pra-proses, proses dan pasca proses pemindaian.

  1. Pra-Proses Pemindaian

Pada pra-proses pemindaian, perlu ditentukan terlebih dahulu benda yang akan dipindai. Apakah bendanya besar atau kecil. Benda besar dan benda kecil masing-masing akan menggunakan dudukan sensor yang berbeda. Pada benda besar akan menggunakan tripod, sementara benda kecil menggunakan static holder. Kemudian benda fisik tersebut ditempelkan marker berupa stiker berbentuk bulat di beberapa titik sebagai referensi posisi. Setelah itu, seluruh perangkat 3D Scanner dipasang, diatur posisinya agar sensor dapat memindai dengan baik.

  1. Proses Pemindaian

Setelah pra-proses selesai, maka proses pemindaian dapat dilakukan dan dioperasikan melalui komputer dan software. Pada sensor berbasis fotogrammetry, maka proses pemindaian perlu dilakukan secara bertahap, bahkan berulang-ulang, dengan pemindahan sensor ataupun benda fisiknya hingga setiap sudut dapat terekam oleh sensor dengan baik.

  1. Pasca Proses

Setelah proses pemindaian selesai, maka data point cloud yang telah dihasilkan di-edit di software tersebut terlebih dahulu untuk membuang bagian-bagian yang tidak perlu. Setelah itu, dapat dilakukan berbagai analisis sederhana seperti jarak, ukuran, volume dan sebagainya.

Dengan melakukan rangkaian proses tersebut, output hasil 3D Scan tersebut akhirnya dapat digunakan untuk berbagai tujuan seperti:

  • Quality check dari suatu benda yang telah diproduksi. Hasil scan akan dibandingkan dengan desain yang dibuat dengan software Computer Aided Design (CAD).
  • pembuatan dokumentasi teknis yang hilang dari suatu part/komponen (3D Model, mechanical drawing dan sebagainya). Data point cloud tersebut dijadikan acuan untuk membuat model 3 dimensi digital di software Dengan model 3 dimensi tersebut, designer/engineer dapat membuat gambar teknik, analisa teknis (berat, simulasi uji kekuatan, teknik produksi dsb) hingga reproduksi part dengan 3D Printer atau CNC Milling.
  • mengalisis data teknis dari dari produk kompetitor
  • Pengembangan produk, yaitu digitalisasi dari mock up fisik yang telah dibuat

Penerapan 3D Scan pada industri otomotif dapat anda lihat pada artikel lainnya pada link berikut:

Proses Pengembangan Desain Konsep Mobil

Proses Reverse Engineering dengan 3D Scanner dan CAD

Instalasi perangkat 3D Scan

Pemasangan point marker pada model (sumber: Alfian)

Latihan 3D Scanning pada sebuah model clay kendaraan pada perkuliahan

Latihan 3D Scanning sebuah part mobil pada perkuliahan

Tampilan data pointcloud hasil scan di komputer pada perkuliahan

Latihan pemodelan 3 dimensi dengan CATIA V5 men-tracing point cloud hasil 3D Scan pada perkuliahan

Referensi:

  • Raja, V., & Fernandes, K. J. (Eds.). (2007). Reverse engineering: an industrial perspective. Springer Science & Business Media.

SDG: 9 Industrial, Innovation.