Pada mulanya desain produk didominasi oleh para seniman yang menitik beratkan pada proses kreatif dalam menanamkan aspek estetika dan fungsi untuk mendukung aktifitas manusia. Perkembangan teknologi engineering dibidang desain produk membuka berbagai metode dalam pengembangan produk, salah satunya adalah Rekayasa Emosi (Emotional Engineering) yang di Jepang disebut Kansei Engineering (Japanese: 感性工学). Kansei Engineering pertama kali diinisiasi oleh Prof. Mitsuo Nagamachi pada tahun 1970 dari Kure University (saat ini Hiroshima International University). Prof. Nagamachi tertantang untuk menterjemahkan kebutuhan emosi (psychological feeling) dari pengguna menjadi parameter desain produk (product design elements) seperti yang diilustrasikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Proses Penterjemahan Emosi menjadi Elemen-elemen Desain Produk [1]

 

Beberapa produk produk otomotif yang pertama kali mengaplikasikan Kansei Engineering adalah kendaraan-kendaraan penumpang dari pabrikan Nissan, Mazda dan Mitsubishi [1]. Nissan mengaplikasikan pendekatan rekayasa emosi ini pada desain Nissan CIMA yang merupakan lini produk sedan mewah. Mazda membangun mobil sport yang dinamakan Miyata yang memberikan pengalaman berkendara seutuhnya yang mana Mr. Hirai menamakan Mihata sebagai Human-Machine Unity (Jinba-Ittai in Japanese). Konsep Human-Machine Unity ini memberikan pengalaman berkendara bagi pengguna yang dapat merasakan adanya kesatuan antara pengendara dan kendaraan seperti dalam kenyamanan dan kepresisian berkendara. Kepresisian berkendara ini dirasakan pengendara mulai dari pengendalian daya mesin, pengendalian setir yang sesuai dengan keinginan dan adrenalin pengendara. Hasilnya, Mazda Miyata menjadi brand kendaraan sport yang dapat diterima secara global dan dapat bersaing dengan kendaraan sport dari Eropa dan Amerika. Sampai saat ini, Mazda menjadikan Kansei Engineering sebagai teknologi fundamental dalam membangun produk-produk baru dari produsen otomotif tersebut.

 

Dengan keberhasilan ini, Kansei Engineering terbukti dapat menterjemahkan subjektifitas kolektif dari pengguna untuk mendefinisikan elemen desain yang dibutuhkan dari suatu produk. Namun, dua hal masih perlu dikaji untuk akurasi hasil Kansei Engineering, seperti pengelolaan perbedaan individu dalam menggali subjektifitas pengguna terhadap produk dan mengestimasi kepuasan pengguna dan/atau desainer produk terhadap luaran Kansei Engineering [1].

 

Video : Why Every Mazda Feels Just Right – Kansei Engineering

 

 

References

Nagamachi, M. (1995). Kansei engineering: a new ergonomic consumer-oriented technology for product development. International Journal of industrial ergonomics15(1), 3-11.