Setelah pada artikel sebelumnya sudah membahas pentingnya ojigi, atau membungkuk pada etika berbisnis orang Jepang, ada aspek lain yang tidak kalah pentingnya, yaitu kartu nama atau meishi (名刺). Kartu nama mungkin seringkali terlupakan oleh orang Indonesia, namun sesuatu yang tidak boleh tertinggal dalam etika berbisnis bersama orang Jepang. Baik itu untuk posisi atas maupun staff/pegawai biasa. Bagi banyak orang Indonesia, kartu nama sering dianggap sekadar formalitas—diberikan, dilihat sekilas, lalu disimpan atau bahkan dilupakan. Namun di Jepang, meishi adalah simbol identitas, representasi profesional, dan bentuk awal dari membangun hubungan bisnis yang dihormati.

Apa saja yang membuat sebuah meishi menjadi sesuatu yang sangat penting bagi etika berbisnis bersama orang Jepang? Ada beberapa hal yang dianggap bisa mewakili fungsi dari sebuah kartu nama, seperti:

  1. First Impression: Seperti yang pernah dibahas dalam artikel yang lalu, bahwa dalam interaksi bisnis bersama orang Jepang, First Impression atau Kesan pertama menjadi sangat penting untuk memberikan Kesan yang baik. Selain ojigi, meishi juga bisa memberikan Kesan pertama yang baik dengan menunjukan bagaimana kita menjalankan etika saat bertukar meishi dan memperlakukan meishi yang kita terima.
  2. Menghormati dan Kesopanan: Dalam menjalin hubungan bisnis dengan orang Jepang, memahami budaya dan kebiasaan mereka bukan sekadar nilai tambah—melainkan fondasi untuk membangun kepercayaan. Salah satunya adalah dengan memahami pentingnya meishi. Dengan menunjukkan bahwa kita mengerti cara menggunakan dan menghargai kartu nama sesuai etiket mereka, kita menunjukkan rasa hormat terhadap budaya setempat. Hal ini akan memberi kesan sopan santun yang sangat dihargai dalam budaya bisnis Jepang, dan bisa membuka jalan menuju hubungan profesional yang lebih hangat dan saling menghormati.
  3. Representasi Identitas: orang Jepang menganggap bahwa meishi tidak hanya sekedar kertas kecil berisi identitas. Mereka menganggap bahwa meishi merupakan perpanjangan “tubuh” mereka, yang memuat banyak hal yang pribadi yang sebaiknya diperlakukan dengan sopan dan hati-hati. Hal ini juga yang mengakibatkan ada beberapa kebiasaan dan etika yang harus dilakukan agar kita tidak kemudian menyinggung mereka dan menjadi batu sandungan dalam menjalin hubungan bisnis.

Mengingat betapa pentingnya meishi serta etika-etika pada saat menyerahkan atau menerima, maka berikut ini adalah hal yang harus diperhatikan saat kita bertukar kartu nama (名刺交換 meishi koukan):

  • Persiapkan kartu Namanya: Posisikan kartu nama anda di atas kotak kartu nama, dan pastikan posisi depan (identitas kita) menghadap ke penerima sehingga penerima akan dengan mudah membaca identitas kita pada kartu nama
  • Menerima kartu nama: Saat kita menerima kartu nama, terimalah dengan kedua tangan dan pastikan tangan kita tidak menutup apapun identitas dalam kartu nama tersebut. Kemudian perlakukan kartu nama tersebut dengan hati-hati dan penuh hormat.
  • Posisi saat bertukar kartu nama: Jika orang Jepang tersebut terlebih dahulu menyerahkan kartu Namanya, terima dengan baik dan letakkanlah kartu tersebut di atas kotak kartu nama kita, kemudian barulah kita menyerahkan kartu nama kita.
  • Menunjukan gestur hormat: Saat melakukan pertukaran kartu nama tersebut, jangan lupa sesekali ojigi pendek untuk menunjukan rasa hormat dan kesopanan.

Dalam budaya bisnis Jepang, tidak ada hal yang benar-benar “sepele”—termasuk kartu nama. Meishi bukan hanya sarana berbagi informasi, tapi simbol identitas dan penghormatan. Dengan memahami dan menerapkan etika meishi, kita tidak hanya menunjukkan profesionalisme, tetapi juga menghargai budaya mitra bisnis kita. Ketika kita mampu memperlakukan hal kecil dengan penuh hormat, maka kita sedang membuka pintu menuju hubungan bisnis yang lebih kuat, saling percaya, dan berkelanjutan.

Source:
https://onestepbeyond.co.jp/blogs/the-importance-of-business-cards-meishi-in-japanese-business-culture/

https://www.designmeishi.net/meishidatabase/exchange2/

keywords: Japanese, Business, Manner, Etiquette, Meishi, Name Card, Japanese culture
SDG: