Hari Kedewasaan (成人の日): Hari yang Didedikasikan Bagi Mereka yang Beranjak Dewasa
Jepang merupakan salah satu negara yang merayakan pertumbuhan usia masyarakatnya dan kemudian dijadikan hari libur nasional seperti Hari anak-anak (子供の日) dan juga Hari Lansia (敬老の日). Salah satu hari perayaan yang tidak terlupakan adalah Hari kedewasaan (成人の日).
Hari kedewasaan (成人の日) adalah libur nasional di Jepang yang merayakan pemuda-pemuda yang menginjak usia dewasa, yang kalau di Jepang adalah usia 20 tahun. Perayaan ini menandakan transisi mereka menuju kedewasaan, dan menandakan bahwa mereka akan mendapatkan hak-hak mereka sebagai orang dewasa seperti mengikuti pemilu dan boleh mengkonsumsi minuman beralkohol.
Hari kedewasaan ini sudah ada sejak zaman Jepang kuno. Hasil penelitian modern yang dilakukan pada tahun 1948, menyatakan bahwa pada awalnya hari kedewasaan ini jatuh pada tanggal 15 Januari. Namun pada tahun 2000 saat pemerintah Jepang memulai program “Happy Monday”, sebuah program untuk menciptakan libur akhir pekan lebih panjang, tanggal untuk hari kedewasaan dipindah menjadi setiap Senin minggu kedua bulan Januari.
Pada hari kedewasaan, biasanya pemerintah daerah akan mengadakan sebuah upacara atau perayaan yang disebut Seijin-siki (成人式) atau “perayaan kedewasaan”. Biasanya pada saat itu, pejabat publik akan memberikan pidato dan memberikah hadiah-hadiah kecil kepada para “dewasa baru”. Acara ini biasanya diadakan pusat komunitas daerah atau di aula kota.
Pada perayaan ini, pakaian menjadi sangat penting. Banyak wanita muda yang mengikuti acara ini menggunakan kimono yang memiliki lengan yang panjang, yang biasa disebut furisode (振袖). Para pria biasa menggunakan hakama tradisional ataupun pakaian formal ala barat seperti kemeja, jas, dasi dan celana bahan. Setelah perayaan, umumnya para “dewasa baru” ini untuk merayakannya secara pribadi bersama keluarga dan melakukan kegiatan bersama seperti pesta atau pergi ke kuil untuk berdoa minta kesuksesan dan kebahagiaan pada kehidupan dewasa mereka.
Namun, hal ini sedikit berbeda untuk mereka yang tinggal di Kyushu Utara (seperti Fukuoka). Pakaian yang biasa digunakan para “dewasa baru” di Kyushu utara ini justru meriah dan cenderung unik. Saat biasanya menggunakan pakaian yang rapi dan formal, mereka menggunakan berbagai hakama atau furisode yang sudah dimodifikasi dan diberikan warna-warna yang begitu cerah. Rambut merekapun banyak yang bermodel unik dan disemir dengan berbagai warna. Tidak lupa membawa semacam bendera yang sudah dimodifikasi dan dihias sebagai aksesoris mereka.
Perayaan kedewasaan ini diadakan bukan hanyak untuk perayaan belaka. Perayaan ini juga menggambarkan nilai sosial Jepang, yaitu pentingnya komunitas dan tanggung jawab sebagai seorang yang sudah dianggap dewasa. Hari kedewasaan ini juga untuk mengingatkan para “dewasa baru“ terhadap inti dari seluruh kebudayaan Jepang yaitu wa (和), yang bermakna “Kerukunan Bersama”, yang akan mendorong mereka untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat.
SDG: 4 Quality education.
Referensi:
https://savvytokyo.com/seijin-no-hi-celebrating-japanese-youths-rite-passage/
https://www.japanesepod101.com/blog/2019/01/10/coming-of-age-day-in-japan/
https://president.jp/articles/-/86007
Keyword: Japanese Culture, Budaya Jepang, Japanese Society, Masyarakat jepang, Seijin no hi
Comments :