beberapa bulan belakangan ini "Indonesia Emas" semakin sering dibicarakan di berbagai forum resmi. Indonesia Emas 2045 sesuai dengan namanya, Indonesia akan memasuki usia emas pada tahun 2045, dengan Visi negara nusantara berdaulat, maju dan berkelanjutan. Presiden Indonesia ke 7 Joko Widodo mengatakan bahwa cita-cita kita di tahun 2045 mestinya Indonesia telah keluar dari jebakan negara pendapatan kelas menengah (middle income trap). Kita memiliki peluang besar untuk menjadi negara ekonomi terkuat, bisa masuk 5 besar negara ekonomi terkuat di 2045.

Selama bertahun-tahun yang diwarnai oleh tingkat kemiskinan tinggi serta kesenjangan antar wilayah dan antar kelompok pendapatan. Indonesia juga akan menghadapi beragam tantangan baru yang harus diantisipasi seperti bonus demografi, perubahan teknologi serta perubahan geopolitik dan geoekonomi juga perubahan iklim. Indonesia merupakan negara dengan perekonomian terbesar ke 16 di dunia dan terbesar di kawasan ASEAN. Hal ini didukung dengan jumlah penduduk dan potensi ekonomi yang besar, sejak 2008 Indonesia merupakan satu-satunya negara ASEAN yang menjadi anggota G20 dengan Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai US$1,3 triliun pada tahun 2022. Indonesia berpotensi masuk kedalam kelompok yang berkembang pesat bersama dengan negara Brasil, Rusia, India, Tiongkokm dan Afrika Selatan (BRICS). Hal ini didasari dan didorong oleh pasar domestik Indonesia yang semakin besar seiring dengan pertumbuhan kelompok kelas menengah.

Sumber: gambar diambil dari pexels

Pemerintah terus mengupayakan keberlangsungan hidup masyarakat Indonesia dengan cara melakukan pembangunan infrastruktur yang semakin pesat salah satunya adalah dengan pembangunan jalan tol transpulau untuk mendukung jalur logistik dan jalur penumpang, seperti tersambungnya jalan Tol Jakarta-Surabaya sepanjang 784 km sebagai bagian dalam projek jalan Tol TransJawa, selesainya jalan Tol Balikpapan-Samarinda sepanjang 99 Km di Kalimantan dan jalan Tol Manado-Bitung sepanjang 39 Km di Sulawesi serta dirintisnya pembangunan jalan Tol Trans Sumatera termasuk telah beroperasinya ruas Medan-Tebing Tinggi sejauh 62 Km dan Lampung - Sumatera Selatan sejauh 436 KM. Pembangunan konektivitas di kawasan perbatasan dan daerah timur Indonesia, termasuk dirintisnya pembangunan jalan perbatasan kalimantan, NTT dan papua sejauh 1.761 KM serta jalan TransPapua sejauh 1.891 KMm serta dilaksanakannya program Tol Laut bersubsidi dan Jembatan udara untuk menurunkan disparitas harga bahan pokok.

Didirikannya pelabuhan Patimban, Kijing, New Priok Container Terminal, Makassar New Port untuk peningkatan pelabuhan serta pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta, Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno-Hatta dan pembangunan Bandara Kediri melalu skema KPBU (Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha), atau yang biasa dikenal dengan skema PPP (Public-Private Partnership) Skema KPBU secara potensial dapat mendukung peningkatan kualitas APBN dalam hal bisa mengurangi tekanan APBN dan APBD untuk mengalokasikan belanja modal untuk konstruksi di awal proyek sehingga bisa diharapkan mengurangi keseimbangan primer negatif.

Pembangunan jalur kerta api Makassar- Parepare yang merupakan jaringan kereta api pertama di luar pulau Jawa - Sumatera, Pembangunan jaringan serat optik nasional sepanjang 12.148 KM yang menghubungkan seluruh kabupaten maupun kota, serta pembangunan 56 bendungan baru yang tersebar di pulau jawa serta di beberapa provinsi seperti Gorontalo, Sulawesi Tenggara dan Maluku. Selanjutnya dilakukan penerapan bahan bakar minyak satu harga yang berlaku sejak 1 Januari 2017 untuk mengurangi perbedaan harga di seluruh Indonesia, terutama di daerah perbatasan dan terpencil. Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk mengurangi ketimpangan antara Kawasan Barat Indonesia dan Kawasan Timur Indonesia dan mendorong transformasi ekonomi Indonesia kedepan, pemindahan Ibukota ini tidak hanya memindahkan aktivitas pemerintahan, tetapi juga membangun pusat pertumbuhan ekonomi baru yang disebut superhub ekonomi IKN.

SDG 11: Sustainable Cities and Communities