Penulis: Prof. Dr. Ir. Ichsan Setya Putra

 

Menarik membaca tulisan mahasiswa tentang pendidikan tingkat universitas. Bagian pertama yg ditulis tentang minimnya bekal dosen untuk mengajar, disinggung juga perguruan tinggi tidak memfasilitasi dosen untuk mengembangkan pengetahuan & keterampilan dalam mengajar. Tulisan ini melengkapi tulisan tentang minimnya bekal dosen untuk mengajar.

Terkait dengan bekal dosen untuk mengajar, sebut saja pedagogi, memang minim sekali. Pelatihan berupa applied approach banyak diisi dg pengetahuan teori ditambah hal-hal yg sifatnya prosedur. Hal ini membuat pelatihan tdk menarik dan dirasakan tdk banyak manfaatnya.

Satu hal yang tidak dibahas dalam pelatihan applied approach adalah bagaimana proses pembelajaran terjadi pada mahasiswa.

Dalam sebuah artikel tentang mengajar, seorang penulis menyampaikan how can I teach you, if I do not know how you learn

How people learn telah menjadi judul beberapa buku tentang mengajar di perguruan tinggi, yg sangat relevan dibaca oleh dosen bahkan sangat penting bagi dosen.

Mungkin sebagian dosen berpikir bahwa memberi kuliah sama halnya mengirim paket melalui jasa pengiriman JNE. Barang akan diterima utuh seperti saat dikirim.

Kuliah yg disiapkan dengan baik oleh dosen, tidak seperti paket yang akan diterima utuh oleh mahasiswa.

Pemahaman mahasiswa atas bahan kuliah tergantung kepada prior knowledge yg dimiliki mahasiswa.

Mahasiswa yg fokus berpikir dalam kuliah akan mengaitkan informasi baru dengan prior knowlledge atau pengetahuan yg sdh diketahui terkait informasi tersebut.

Dikatakan bahwa mahasiswa construct their knowledge (dikenal sebagai teori _constructivism) Jadi pemahaman mahasiswa tidak otomatis terjadi seperti menerima paket, meskipun dosen telah menyiapkan kuliah dengan baik.

Terkait teori constructivism ini pertanyaan yg muncul: apakah dosen membantu mahasiswa dengan mereview prior knowledge mahasiswa dari sesi kuliah sebelumnya atau ada mata kuliah pra-syarat?

Teori constructivism ini diperkuat dengan pengetahuan yg diperoleh dari neuro-science bahwa saat otak menerima informasi baru terjadi hubungan antar sel syaraf. Konfigurasi hubungan sel-syaraf berubah dengan adanya informasi baru, yg dikenal sebagai neuro-plasticity. Hubungan sel syaraf ini masih labil dan akan menjadi lebih permanen dengan pengulangan.

Disini terlihat pula peran review dosen dalam membantu mahasiswa menguatkan hubungan antar sel syaraf dan menguatkan hubungan informasi baru dengan prior knowledge

Ada pula faktor fokus mahasiswa saat kuliah yang terbatas pada bentangan sekitar 20 menit. Dosen perlu merancang aktivitas dalam sesi perkuliahan 2 kali 50 menit yg dapat meningkat kembali fokus mahasiswa setelah turun.

Faktor lain yg mungkin tdk banyak dipertimbangkan dosen adalah pemahaman dari pedagogi pembelajaran bahwa perlu melibatkan mahasiswa untuk aktif berpikir dalam perkuliahan.

Mengkonstruksi pengetahuan dalam kuliah tentunya berbeda dengan menonton film atau menonton sepak bola yang penontonnya duduk pasif. Menurut pengetahuan pedagogi learning is an active search for meaning Mahasiswa perlu dilibatkan secara aktif dalam perkuliahan

Kecenderungan dosen tdk melibatkan mahasiswa terlihat pada mata kuliah yg menanamkan problem solving skills kepada mahasiswa.

Dosen pada umumnya lebih memilih membahas contoh soal yang dikerjakan oleh dosen di papan tulis. Atau sdh disiapkan sebagai tayangan ppt.

Memang ada upaya melibatkan mahasiswa dengan mengajukan pertanyaan terkait proses pengerjaan contoh soal. Namun pada umumnya keterlibatan mahasiswa sangat minim. Mahasiswa seakan menjadi obyek yang pasif pada pembelajaran.

Teori constructivism yang disampaikan diatas dilengkapi oleh teori social constructivism bahwa proses mengkonstruksi pengetahuan akan terbantu dg interaksi sosial, misalnya dengan mahasiswa lain.

Mungkin karena belum mengenal teori social constructivism tidak banyak dosen yg merancang pembelajaran kolaboratif di kelas untuk melatih mahasiswa menyelesaikan masalah.

Alih-alih dosen tetap memberi contoh soal yg dikerjakan sendiri, karena menghemat waktu.

Pengetahuan pedagogi umum terkait how people learn dan pengetahuan tentang pembelajaran secara umum seharusnya dibekalkan kepada semua dosen dalam bentuk teaching colloquium tingkat universitas

Namun pengetahuan pedagogi umum masih perlu dilengkapi pedagogy of content knowlege terkait pedagogi dalam bidang tertentu. Pedagogi untuk bidang sosial tentunya dengan bidang science & engineering Dosen perlu menambah bekal pedagogi bidang ini dengan teaching colloquium pada tingkat fakultas bahkan prodi.

Mudah-mudahan catatan singkat diatas membantu dosen dalam meningkatkan pembelajaran mahasiswa karena memahami beberapa aspek how students learn.

Bio. Prof. Dr. Ir. Ichsan Setya Putra adalah guru besar di program studi Teknik Dirgantara, Institut Teknologi Bandung. Beliau mendapatkan gelar akademik Ir dari ITB, Indonesia, di tahun 1984 dan Dr dari Delft University of Technology, Belanda, di tahun 1994.