Memasuki era globalisasi persaingan antar manusia semakin pesat. semakin  bukan berarti persaingan antar manusia tidak berubah. Globalisasi merupakan perubahan pada masa yang baru. itu sendirilah yang menandakan perubahan ke masa baru. Salah satu bagian dari globalisasi adalah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), MEA merupakan suatu tanda bahwa kita bukan hanya bersaing dalam lingkup nasional tapi juga lingkup international.  adalah salah satu program yang menandakan kita sudah berada di zaman dimana kita harus bisa bersaing bukan hanya dalam ruang lingkup nasional tetapi internasional. Hal ini secara tidak langsung menyatakan pada diri kita bahwa tantangan kita tidaklah mudah dan kita harus berusaha lebih keras lagi untuk meraih kesuksesan, karena kita harus bersiap-siap untuk bersaing secara professional dengan orang-orang dari negara lain.

Sabtu, 13 Mei 2017, Binus Aso mengadakan seminar yang bertujuan untuk memotivasi dan membuka wawasan para mahasiswa untuk tekun belajar, mengembangkan diri dan terus memotivasi diri demi mencapai sukses serta membanggakan bagi Indonesia. ngagumkan nama Indonesia. Seminar tersebut bertema Good Attitude in Industry dengan Bapak. Ir. Aloysius Budi Santoso M.M., Chief of Corporate Human Capital Development dari PT. Astra International Tbk., sebagai pembicara. Beliau menegaskan bahwa Indonesia butuh banyak engineer untuk membangun agar lebih maju. Selain itu beliau juga menekankan pentingnya “Tiga Karakter” yang harus diberikan sejak dini untuk menjadi sukses kelak di masa depan.

“Ibaratkan manusia memiliki sebuah gelas pada diri mereka”, kata Bapak. Ir. Aloysius Budi Santoso M.M. Gelas itu adalah potensi atau IQ dalam diri kita, gelas itu ada yang besar dan ada pula yang kecil. Gelas atau potensi ini terbentuk sejak kita masih dalam kandungan dan itu adalah fakta yang membedakan potensi kita tidak sama dengan orang lain. Gelas itu pula merupakan modal kita untuk mencapai keberhasilan. Akan tetapi modal saja tidak cukup. Besar potensi atau gelas tiap orang tidak menjamin jikalau orang itu akan sukses di kemudian hari.  Lantas apa yang harus kita lakukan?

Gelas yang ada dalam diri kita itu harus kita isi. Isi dari gelas itu adalah kompetensi atau intelegensi baik soft skill maupun hard skill. Terkadang orang malas mengisi gelas itu sehingga orang lain yang mengisi gelas itu lebih banyak, maka orang yang mengisi banyaklah yang akan lebih sukses daripada yang mengisi sedikit. “Tiap orang memiliki gelas yang berbeda-beda. Ada gelas yang besar dan ada pula yang kecil. Tetapi jika gelas yang besar hanya diisi sedikit sedangkan gelas yang kecil diisi sampai penuh, maka gelas yang kecil itu kemungkinan akan lebih sukses dari pada orang yang bergelas besar”, mengutip ungkapan dari Bapak. Ir. Aloysius Budi Santoso M.M.. Itulah sebabnya kita harus rajin mengisi gelas tersebut, mengembangkan potensi dalam diri kita untuk mencapai sukses kelak di masa yang akan datang.

Dalam memperkaya diri dengan intelegensi, butuh keseimbang antara soft skill dan hard skill. Sebagai contoh roda gerobak, jika diameter roda gerobak sebelah kiri lebih besar daripada sebelah kanan maka gerobak akan melaju miring. Hal ini berlaku sama pada manusia. Jika orang hanya membekali diri dengan mempelajari kemampuan teknis saja atau hard skill saja, orang itu hanya sebatas pintar. Berbeda dengan orang yang membekali dirinya dengan soft skill dan hard skill, dia akan menjadi orang yang cerdas. Dalam bidang akademis dia pintar dan juga saat berinteraksi, berkerja kelompok, juga menyampaikan pendapat, ia tidak kalah pintarnya. Soft skill seperti integritas, kejujuran, ketekunan, kemampuan berkomunikasi, dan tak lupa juga bertingkah laku yang baik dalam berhubungan dengan orang lain merupakan kemampuan yang sama pentingnya dengan hard skill.

Sebuah gelas bila diisi melebihi kapasitasnya maka isinya tersebut akan tumpah dan terbuang percuma. Hal ini sama dengan otak dan kemampuan dari seorang manusia. Bila kita mempelajari berbagai macam hal yang berbeda-beda, maka akan ada hal-hal yang tidak akan bisa kita tangkap dan terbuang sia-sia karena melebihi kapasitas otak dan kemampuan kita. Oleh karena itu kita harus menyaring apa yang perlu kita masukkan kedalam gelas dengan hal-hal yang mendukukung pengembangan kemampuan kita.

Apa yang merupakan penyaring yang baik dalam memilah hal-hal yang dapat mengembangkan diri kita? Salah satunya adalah dengan mempelajari hal-hal yang mendidik sesuai dengan minat ataupun interest yang kita miliki. Dengan mempelajari dan memperdalam apa yang kita minati dan sukai, maka hal yang kita pelajaripun tersaring menjadi tidak terlalu banyak dan terfokus pada minat kita saja. Hal ini membuat kita dapat lebih fokus dalam mengembangkan diri kita dan juga menghindari adanya hal-hal tidak perlu yang dapat melebihi kapasitas kita. Selain itu, bila kita mempelajari sesuatu yang kita minati dan sukai, maka pelajaran tersebut menjadi mudah untuk dinikmati dan dipahami. Kita menjadi lebih semangat dan pantang menyerah dalam mempelajari hal tersebut karena hal tersebut merupakan sesuatu yang merupakan minat kita.

Disamping itu, kita juga harus memiliki semangat dalam mengembangkan potensi yang kita miliki. Kita harus memiliki motivasi yang berdasar kuat dan berpengaruh besar di hidup kita agar motivasi tersebut dapat membakar semangat kita dalam mengasah kemampuan, bakat, potensi yang telah kita miliki sejak lahir.

Dengan dikembangkannya “Tiga Karakter” tersebut, kita telah mempersiapkan diri untuk menjadi orang yang kelak sukses dan menjadi panutan bagi orang lain. “Tiga Karakter” ini pula juga akan mengubah kehidupan sehari-hari kita. Kita akan memiliki kemampuan untuk mengejar mimpi-mimpi kita tanpa berpikir untuk menyerah sampai tercapainya mimpi tersebut.

Kontributor : Adi Dharma Oscar (ARE Semester 2 2016/2017)