Kabuki adalah salah satu seni teater tradisional Jepang. Kabuki sendiri secara etimologi merupakan gabungan dari tiga kanji yaitu 歌(Ka) yang berarti lagu, 舞(Bu atau Mai) yang berarti tarian dan 伎(Ki atau Waza) yang berarti kemampuan. Berarti Kabuki adalah drama tradisional Jepang yang memadukan unsur lagu dan tarian. Kabuki merupakan salah satu kesenian tradisional Jepang yang masih bertahan hingga saat ini dan Jepang masih berusaha untuk terus melestarikan Kabuki ini.

Namun, Pada tahun 1986, seorang tokoh kabuki bernama Icihikawa Ennosuke III menampilkan sebuah pertunjukan kabuki yang berbeda dari biasanya, yang kemudian akan dikenal sebagai Super Kabuki. Pertunjukan pertama dari super kabuki yang terkenal berjudul “Yamato Takeru”. Pada awalnya, super kabuki ini mendapatkan cemooh dan penolakan dari tokoh kabuki lain. Super kabuki ini dianggap “hanya mencari perhatian” dan sebagai gangguan bagi kabuki yang sesungguhnya. Namun di tangan Ennosuke III, super kabuki ini menjadi sangat populer di Jepang.

Dalam dunia kabuki, biasanya seseorang bisa menjadi pemain karena turun-temurun. Begitu pula dengan keluarga Ichikawa Ennosuke. Ichikawa Ennosuke generasi pertama (1855-1922) merupakan salah seorang tokoh dalam dunia kabuki. Ichikawa Ennosuke generasi pertama merupakan pemimpin dari sebuah kelompok kabuki yang memperkenalkan perubahan radikal pada kabuki. Pada tahun 1986, cucu dari Ichikawa Ennosuke, yaitu Ichikawa Ennosuke III mempopulerkan kembali pertunjukan kabuki yang berbeda dari kabuki klasik. Kemudian, pertunjukan kabuki yang dipopulerkan oleh Ichikawa Ennosuke ini disebut dengan Super kabuki.

Pada dasarnya, Super Kabuki bukanlah perubahan dari kabuki, namun sebuah modifikasi dari kabuki klasik. Beberapa modifikasi yang dapat ditemukan pada super kabuki adalah:

  • Bahasa. Kabuki klasik menggunakan bahasa pada jaman edo pada saat pementasan. Sedangkan super kabuki menggunakan bahasa Jepang modern. Pada saat pementasan, terkadang super kabuki juga melibatkan pengeras suara sehingga penonton lebih bisa mendengar dialog-dialog
  • Pencahayaan. Kabuki klasik masih menggunakan pencahayaan yang minim, dengan mempertahankan pencahayaan “seperti lilin” sehingga sedikit gelap. Super kabuki menggunakan pencahayaan yang cukup terang serta dikendalikan oleh komputer
  • Latar. Kabuki klasik menggunakan latar belakang panggung yang berupa gambar atau lukisan. Super kabuki sudah menggunakan latar belakang yang bisa diberi efek-efek untuk memperkuat suasana adegan (seperti efek kilat-kilat dan petir untuk adegan pertarungan di tengah badai)
  • Musik. Kabuki klasik masih menggunakan alat-alat musik tradisional seperti shamisen atau koto. Super kabuki selain menggunakan musik-musik tradisional, juga melibatkan alat-alat musik kontemporer seperti drum, gitar, dll. Bahkan beberapa pertunjukan menggunakan musik yang sudah direkam sebelumnya.

Selain modifikasi yang telah disebutkan, ada hal yang sangat membedakan kabuki klasik dengan super kabuki. Hal itu adalah efek-efek yang digunakan pada pementasan. Super kabuki menampilkan “efek terbang” dengan menggunakan kawat-kawat tipis yang dipasangkan kepada pemain, sehingga pada adegan tertentu, pemain biasa terlihat seperti terbang. Hal ini tidak ada pada pementasan kabuki klasik. Salah satu hal yang juga membedakan antara Kabuki klasik dan Super kabuki adalah harga tiket yang ditawarkan. Kabuki biasanya memberikan harga untuk tiket sebesar sekitar 10.000 yen. Super kabuki memberikan harga untuk tiketnya sekitar 2000 yen. Sehingga untuk bisa menonton super kabuki, seseorang tidak perlu dari golongan menengah ke atas.

Saat ini, super kabuki sudah mendapatkan cukup atensi dan sudah memiliki banyak penggemar. Ada juga karya-karya anime atau manga juga mendapat adaptasi super kabuki, salah satunya adalah One Piece karya Eiichiro Oda. Semua orang penggemar anime dan manga pasti sudah tidak asing dengan One Piece, yang pernah mendapatkan penghargaan Guinness World of Record untuk “pencetakan terbanyak oleh sebuah komik dari satu orang penulis”. One Piece mendapatkan adaptasi super kabuki 2 kali pada tahun 2015 dan 2017.