Lane departure warning system merupakan bagian sistem kemanan aktif untuk mobil, yang merupakan sistem keamanan yang membantu pengemudi untuk menghindari kecelakaan dan tabrakan sebelum terjadi. Lane departure warning system ini sudah banyak dipakai pada merek mobil tertentu, dan sudah banyak diterapkan dan sudah dianggap sebagai standar keamanan dan fitur umum untuk mobil-mobil pada jaman sekarang. Sistem ini sangat efektif dan berguna saat digunakan pada situasi dimana jalan lurus terus, dan pengemudi cenderung tidak memperhatikan jalanan dengan baik.

 

Gambar 1. Lane Departure Warning System milik Volvo[1].

Lane departure warning system adalah sistem yang dirancang dan dibuat untuk memperingatkan pemudi saat kendaraan mulai bergerak keluar dari jalurnya (kecuali lampu sen dinyalakan) pada jalan seperti jalan tol. Sistem ini dibuat untuk meminimalisir kecelakaan dengan mengatasi penyebab utamanya, yaitu seperti kesalahan pengemudi, gangguan, distraksi, dan juga bisa disebakan dari pengemudi yang mengantuk.

Sistem ini berawal dan dimulai dari Jepang, pada tahun 1992 oleh perusahaan Mitsubishi, yaitu pada Mitsubishi Debonair, yang menggunakan kamera untuk men-track tanda jalur (garis putih pembatas) di jalanan, dan merupakan mobil pertama yang menggunakan lane departure warning system. Setelah itu, banyak perusahaan yang mengikuti dan mengembangkan sistem ini masing-masing untuk  mengejar ketertinggalan ini[2].

Pada tahun 90-an, fitur ini sudah menjadi fitur umum pada mobil-mobil tertentu, tapi dengan core system yaitu kamera yang diletakan di atas windscreen untuk men-scan jalanan. Jalanan akan di-scan untuk garis putus-putus dan dan garis lurus pada kiri dan kanan mobil. Banyak metode metode yang digunakan untuk memeperingati pengemudi, seperti melalui lampu peringatan, bunyi, dan juga getaran pada setir mobil[2].

Sistem Lane Departure Warning System yang paling umum adalah sensor optik berupa kamera pada bagian atas windshield mobil. Kamera menangkap gambar dari jalan sejauh 150 feet (45.72 meter) di depan mobil, dan melacak posisi mobil di dalam jalur. Jika sistem memutuskan bahwa mobil menyimpang dan akan mengenai garis jalur tanpa menyalakan lampu sen, maka pengemudi akan di beri peringatan melalui suara, lampu, dan pergetaran, dan bentuk peringatan lain[1].

Beberapa sistem akan mengambil tindakan sendiri yang dinamakan Lane Keeping System. Sistem ini merupakan pengembangan dari Lane Departure Warning System, dimana sistem akan memberikan bantuan kepada pengemudi jika tidak ada tindakan yang diambil setelah diberikan peringatan oleh sistem. Maka sistem akan mengambil tindakan dengan cara pengereman oleh sistem atau melalui power steering mobil tersebut[2].

Sistem lane keeping ini pertama kali di aplikasikan pada tahun 2004 oleh perusahaan Toyota pada mobilnya yaitu Mobil Crown Majesta. Sistem ini diaplikasikan di mobil ini dengan cara memberikan bantuan kepada pengemudi melalui power steering pada mobil tersebut. Hal ini menjadi terobosan terbesar pada tahun itu, dan setelah itu istilah lane keeping assit, lane assistance, lane assist mulai digunakan, dan makin banyak mobil yang menggunakan teknologi lane keeping system ini[2].

 

Gambar 2. Lane Keeping System milik Volkswagen[3]

Tentunya Line Departure Warning System sangat menguntungkan pengemudi dan dapat menghidari potensi-potensi tabrakan atau kecelakaan, sistem ini juga mengurangi resiko kecelakaan dari kelalaian manusia (human error), seperti tidak sengaja berpindah jalur, mengantuk, distraksi (mengobrol, bermain handphone, dan lain-lain).

Meskipun banyak keuntungan dari sistem ini, sistem ini, sistem ini memiliki kekurangan juga, sistem ini tidak dapat bekerja dengan baik sepenuhnya tergantung dari beberapa faktor sepeti cuaca dan kondisi jalan. Jika cuaca buruk seperti hujan deras, salju dan berkabut karena memungkinkan untuk menutupi garis jalur dan dappat membuat sensor optik tidak dapat bekerja dengan maksimal dan dapat menimbulkan error. Error juga dapat terjadi jika kondisi jalan tidak bagus, seperti jalan yang tidak merata dan juga dapat diakibatkan oleh garis jalur yang rusak dan tidak jelas[4].

Lane Departure Warning System di desain untuk mengurangi resiko kecelakaan melalui pemberian peringatan kepada pengemudi. Bagaimanapun juga sistem ini memiliki batasannya sendiri, dan tidak ada sistem atau kombinasi sistem keamanan yang dapat mencegah semua kecelakaan. Sistem-sistem ini seperti yang kita ketahui, bukanlah pengganti cara berkendara yang berhati-hati dan aman, oleh karena itu pengemudi diharapakan dapat berkendara secara berhati-hati dan tidak sepenuhnya bergantung atau menyerahkan semuanya pada teknologi.

 

Kontributor : Randy Hermawan (ARE Semester 1 2017/2018)

Referensi:

[1] Bill Howard.(2017, February).How does lane departure warning work? [Online]. Available: https://www.extremetech.com/extreme/165320-what-is-lane-departure-warning-and-how-does-it-work. [Accessed: 24 October 2017]

[2] Duncan Nissan.(2016, November).A Brief History of Lane Departure Warnings [Online]. Available: https://medium.com/@ducannissan/a-brief-history-of-lane-departure-warnings-f6316fce8427. [Accessed: 25 October 2017]

[3] Tariq Kamal (2016, January).Advanced Safety for the Masses [Online].                 Available: http://www.businessfleet.com/channel/safety-accident-management/article/story/2016/02/advanced-safety-for-the-masses.aspx. [Accessed: 25 October 2017]

[4] Mazda.com.Active Safety Technology.LWDS (Lane Departure Warning System) [Online]. Available: http://www.mazda.com/en/innovation/technology/safety/active_safety/ldws/. [Accessed: 24 October 2017]