Maret 2018

Oleh: Gatot Suharjanto. Ir., MT.

Binus Aso School of Engieering (BASE), Binus University

Dewasa ini berbagai perangkat bantu digital sudah menjadi bagian yang menyatu dengan hampir seluruh sendi-sendi kehidupan, tidak terkecuali para desainer. Kebutuhan mereka untuk mewujudkan gagasannya pun sudah banyak bergantung pada perangkat digital yang kini bermunculan sangat beragam.

Jenis perangkat yang sangat umum digunakan adalah CADD – Computer Aided Design and Drafting atau kadang juga cukup disebut dengan CAD – Computer Aided Design. Beragam jenis CAD Digital System ditawarkan, sesuai dengan masing masing fokusnya. Sebagai contoh CAD system yang cukup popular adalah Catia, Inventor, 3Dmax, AutoCAD, Rhinocerous, Fusion, SolidWork, ZWCad, dan sebagainya, yang cirinya adalah berbasiskan vektor yang memiliki 3 aksis x,y,z sehingga menghasilkan perhitungan matematis secara 3 Dimensi.

Pada awalnya CAD system lebih banyak ditujukan untuk mewujudkan hasil karya rancangan produksinya secara akurat sehingga fokus penggunaannya lebih besar diperuntukan pada kebutuhan dalam tahap gambar kerja atau gambar siap proses produksi.

Kini banyak pengguna yang secara mutlak selalu mengunakan perangkat CAD dan kemudian menularkan kemampuannya pada para pemula termasuk diantarnya pada para siswa maupun mahasiswa, sehingga pola yang dipahami menjadi berbeda manakala kemampuan siswa yang belum terlalu mumpuni untuk menggunakan perangkat CAD tersebut, dimana para pemula justru tengah dalam proses belajar bagaimana cara mendesain, bagaimana caranya membuat konsep desain, bagaimana caranya menggali ide. Kondisi ini selaras dengan yang dikatakan Lee, S., Yan, J. (2016), bahwa ”telah diketahui selama beberapa waktu bahwa CAD tidaklah terlalu sesuai untuk digunakan dalam tahapan proses desain konseptual”.

Perlu sedikit dipaparkan disini bahwa proses mendesain hingga proses produksi merupakan siklus yang harus dilalui, dimulai dari proses perancangan, pengembangan hingga produksi dan evaluasi, yang secara lebih jelas dapat dilihat dalam pola ilustrasi sebagaimana terpapar dalam gambar 1.

   Gambar 1. Siklus proses desain (sumber: hasil olahan penulis)

Berdasarkan ilustrasi tersebut, keberadaan CAD System lebih difokuskan pada proses pengembangan hingga pembuatan prototype dan juga proses produksi. Sementara itu ada gap yang cukup lebar antara proses si perancang yang tengah menggali ide dengan proses pengembangan desain dan produksi. Dimana selama ini proses penggalian ide lebih di bantu oleh perangkat digital berbasiskan gambar (image) sedangkan yang berbasiskan vektor masih dirasakan terlalu rumit bagi para perancang yang menginginkan ilustrasi 3D secara ringkas.

Akibat dari fokusnya CAD system pada apek pengembangan dan produksi, maka si perencana terpaksa menggunakannya sebagai alat tersebut untuk menggali gagasan, disinilah letak kesulitan yang mengakibatkan ide si perancang sedikit terdistorsi. Lee, S., Yan, J. (2016) juga mengatakan banyak studi tentang CAD untuk menggali ide telah difokuskan pada membandingkan hasil desain terhadap sketsa manual. Namun berdasarkan gagasan aplikasi CAD yang berbeda, dapat memiliki efek yang berbeda pula pada idenya, dimana desainer pemula melakukan tugas sketsa-3D modeling-resketch dengan sketsa tangan, dan mendapatkan citra yang berbeda dari apa yang diharapkannya saat dikemas dalam CAD System.

Atas dasar inilah maka para pembuat software berupaya untuk mengisi kekosongan (gap) antara kedua zona tersebut, sehingga kebutuhan perancang yang ingin melakukan sketsa ide dapat langsung terpenuhi dan terjembatani secara erat dengan CAD System yang sudah lebih dulu ada.

Salah satu pelopor perangkat yang menyebutkan dirinya sebagai SketchUP ini menjadi angin segar bagi para desainer, dimana seseorang dapat membuat sketsa yang berbasiskan vektor dengan instant dan mudah dengan kemampuan menghasilkan karya berbasiskan 3D serta dapat terintegrasi langsung dengan perangkat CAD system yang lebih advance.

Dengan mengusung jargon  Änyone can draw in 3D. maka perangkat ini sangat cepat menjadi populer di kalangan perencana yang tengah menggali ide. Keberhasilan perangkat ini dalam menterjemahkan keinginan desainer untuk melakukan sketsa yang langsung dapat di wujudkan pada CAD system sangat luar biasa, bahkan juga terintegrasi dengan mesin cetak 3D. Maka lengkap sudah kemudahan perangkat ini bagi kalangan desainer konseptual.

Gambar 2. Contoh produk dengan berbagai variasi model penyajian (sumber: Sketchup warehouse)

Dengan demikian secara khusus, perangkat ini dapat menjadi penyeimbang bagi para desainer yang tengah menjalani tahap pemula yang tidak dipaksakan langsung menghadapi kerumitan pada CAD System yang lebih edvance.

 

REFERENCES

 

Lee, S., Yan, J. (2016), The impact of 3D CAD interfaces on user ideation: A comparative analysis using SketchUp and Silhouette Modeler. Journal Design Studies

Volume 44, May 2016, Pages 52-73

 

Ibrahim, R., Rahimian, F.P., (2010) Comparison of CAD and manual sketching tools for teaching architectural design. Journal Automation in Construction. Volume 19, Issue 8, December 2010, Pages 978-987

 

https://3dwarehouse.sketchup.com/model/ae3071fb-5fa2-451b-9731-b257e1e9016f/CH07-Shell-chair-Lounge-Chair-by-Hans-J-Wegner

 

https://www.sketchup.com/