Dalam dunia automotive, teknologi terus dikembangkan seiring berjalannya waktu, dimana tahun ke tahun selalu ada inovasi baru yang diaplikasikan pada mobil yang digunakan oleh kita sehari-hari. Sekarang, mobil sudah dapat dikatakan memiliki ‘pikirannya sendiri’ yang dimana dapat membantu tugas mengemudi untuk meningkatkan keselamatan pengemudi dan lingkungan sekitar. Sistem tersebut sudah dikenal sebagai Advanced Driver Assist System atau disingkat ADAS.

Berbagai contoh ADAS dapat berupa seperti TSS pada Toyota, Honda Sensing, ASA pada Daihatsu dll. Dalam ADAS, terdapat berbagai fitur untuk meningkatkan keamanan dan kualitas berkendara dari fitur yang paling sederhana seperti sensor peringatan, hingga tercanggih automated driving. Dalam pembahasan hari ini, kita akan berfokus pada salah satu fitur dari ADAS, yaitu Adaptive Cruise Control

Adaptive Cruise Control (ACC) merupakan salah satu bentuk pengaplikasian teknologi cruise control yang dimana dapat mempertahankan kecepatan pada kendaraan, ACC dapat menyesuaikan secara otomatis kecepatan kendaraan untuk menjaga jarak aman dari kendaraan di depan. ACC pertama kali diaplikasikan pada tahun 1992 oleh Mitsubishi, yang berupa sistem untuk mendeteksi jarak menggunakan lidar atau laser detection yang dimana sistem hanya berfungsi untuk memberi peringatan pada pengemudi. Pada 1997, Toyota mengembangkan teknologi ini menjadi ‘Laser Adaptive Cruise Control’ yang dilengkapi pada Toyota Celsior, yang dimana sistem ini bekerja dengan cara throttle control dan pengendalian gigi transmisi, namun belum dapat mengendalikan rem kendaraan. Pada tahun 1999, Mercedes memperkenalkan teknologi ACCnya dalam S class W220 mereka yang menggunakan radar. Keunggulan radar sensor dari laser adalah kemampuan untuk mendeteksi objek di depannya lebih jelas meskipun dalam cuaca buruk atau pandangan terhalangi. Selain itu ukuran mata radar lebih kecil dan compact daripada sensor laser. Pada tahun 2004, Toyota meimplementasikan emergency brake pada ACCnya dimana ketika sensor mendeteksi objek statik, kendaraan langsung mengerem hingga berhenti, namun sistem akan nonaktif setelah tugas dieksekusi. Toyota kemudian mengembangkan teknologi ini pada 2006, dimana ACC dapat ACC mampu mempertahankan kendali berkelanjutan dari 0-100 km/jam dan dirancang untuk bekerja dalam situasi berhenti/berjalan seperti kemacetan lalu lintas jalan raya. ACC disempurnakan dengan mengambil informasi dari GPS kendaraan dimana diaplikasikan oleh Audi pada tahun 2010. Pada tahun 2014, Tesla memperkenalkan Tesla Autopilot, dimana memampukan semi-autonomous driving. Dari kemampuan ACC mengendalikan kecepatan kendaraan, Tesla Autopilot mengembangkan teknologi ini yang menggabungkan informasi dari berbagai sensor dimana kemudian komputer mengambil alih kemudi untuk bermanuver lalu lintas sesuai dengan batas dan marga jalan.

Selain Tesla Autopilot, Google juga mengembangkan teknologi autonomous driving yang bernama Google Self - Driving Car Project yang sekarang bernama Waymo. Waymo menggunakan perkalian matriks, dengan perangkat video processing seperti Sensor Processing Unit atau TPU untuk processing dalam volume besar dengan presisi komputasi yang rendah. Arsitektur pembelajaran mendalam Waymo, VectorNet, memprediksi lintasan kendaraan dalam skenario lalu lintas yang kompleks dimana menggunakan jaringan syaraf grafik untuk memodelkan interaksi antar kendaraan dan menunjukkan beberapa kumpulan data benchmark untuk prediksi lintasan kendaraan lain.

Figure :  Waymo Jaguar I-Pace

Menurut level automation kendaraan oleh SAE international, sebagian besar ADAS kendaraan hanya setara dengan automation level 1, dimana intervensi oleh pengemudi masih diperlukan dengan sebagian besar tugas mengemudi masih dilakukan oleh manusia. Tesla Autopilot sudah masuk ke autonomous level 2 yang dimana sudah mampu melakukan sebagian tugas mengemudi meskipun masih perlu diaktivasi dan dipantau oleh manusia. Waymo mulai merealisasikan automation level 4, dimana komputer mampu melakukan dan memantau tugas mengemudi yang dimana intervensi oleh manusia sudah tidak diperlukan, namun operasi hanya terbatas dalam lingkungan dan kondisi tertentu.

Dengan adanya teknologi seperti Waymo, mobil tanpa kemudi sudah mulai terealisasi dimana hanya menunggu masalah waktu otomatisasi mobil mencapai level tertinggi menurut SAE Internasional, yaitu level 5 ketika komputer mobil dapat mengemudi dalam kondisi apapun dimana dapat dikatakan alat kemudi sudah tidak diperlukan lagi pada kendaraan tersebut. Walaupun terdengar seperti suatu dari film fiksi-ilmiah, kita hanya menunggu masalah waktu dimana kita tidak mengambil alih di belakang setir, melainkan mobil kita memiliki ‘pikirannya sendiri.’

Pembimbing: Ir. Sofyan, S.Kom., M.Eng

Referensi:
https://www.speedwork.id/mengenal_sistem_adas_pada_kendaraan_masa_kini.html
https://www.fenderbender.com/running-a-shop/operations/article/33029742/adas-past-present-and-future
https://en.wikipedia.org/wiki/Adaptive_cruise_control
https://en.wikipedia.org/wiki/Tesla_Autopilot
https://en.wikipedia.org/wiki/Advanced_driver-assistance_system
https://en.wikipedia.org/wiki/Waymo

SDG: