Sumo robot adalah jenis robot yang dirancang untuk berpartisipasi dalam kompetisi robot sumo. Dalam kompetisi ini, dua robot bertarung untuk mendorong satu sama lain keluar dari arena, mirip dengan olahraga sumo tradisional Jepang. Robot sumo biasanya dilengkapi dengan berbagai sensor dan motor untuk mendeteksi lawan dan menggerakkan robot dengan cepat dan kuat. Namun, kali ini kita akan membahas tentang sumo robot yang dikendalikan melalui IoT, tanpa sensor, dengan berat 3 kg, dan tanpa penggunaan magnet.

  • Sumo Robot IoT Control

Sumo robot yang dikendalikan melalui IoT menggunakan jaringan internet untuk menerima perintah dari pengendali jarak jauh. Ini memberikan fleksibilitas dalam mengontrol robot dari mana saja selama ada koneksi internet. Berikut adalah beberapa komponen kunci dan strategi yang digunakan dalam robot sumo IoT tanpa sensor:

  1. Pengendali IoT: Biasanya menggunakan modul seperti ESP32 yang memiliki kemampuan Wi-Fi untuk menerima perintah dari pengendali jarak jauh, seperti smartphone atau komputer.
  2. Motor dan Roda: Untuk memberikan kecepatan dan daya dorong. Motor DC yang kuat dengan gearbox sering digunakan untuk memberikan torsi yang diperlukan.
  3. Baterai: Sumber daya yang digunakan untuk semua komponen elektronik, seringkali menggunakan baterai LiPo untuk daya tahan dan performa yang tinggi.
  • Tantangan dalam Membangun Sumo Robot IoT Tanpa Sensor
  1. Responsivitas Pengendalian: Menggunakan koneksi IoT bisa menyebabkan latensi. Penting untuk memastikan bahwa latensi ini minimal agar robot dapat merespon perintah dengan cepat.
  2. Desain Mekanis: Tanpa sensor, robot harus didesain sangat kuat dan stabil, namun cukup ringan untuk bergerak cepat dan mengatasi berbagai kondisi di arena.
  3. Ketahanan: Robot harus dirancang agar tahan terhadap serangan lawan dan tetap berfungsi dengan baik sepanjang pertandingan.

Strategi dalam Kompetisi Sumo Robot IoT Tanpa Sensor

  1. Manual Control: Tanpa sensor, semua navigasi dan strategi harus dikendalikan secara manual oleh operator. Ini membutuhkan keterampilan yang tinggi dari operator untuk mengendalikan robot dengan presisi.
  2. Kecepatan dan Kekuatan: Memastikan robot memiliki kecepatan dan daya dorong yang cukup untuk mendorong lawan keluar dari arena.
  3. Strategi Posisional: Menjaga posisi robot agar tidak mudah didorong keluar oleh lawan, dengan memanfaatkan kekuatan mekanis dan manuver yang cepat.

Pengalaman Tim Kami di Kompetisi Sumo Robot

Tim kami, yang terdiri dari Jonathan Edwards Telaumbanua, Christofer Rey Wijaya, dan Maulanna Muammar, memulai perjalanan dalam kompetisi sumo robot di event Turnamen Robotik Indonesia oleh Ketua MPR RI dengan penuh semangat. Kami menghabiskan berbulan-bulan untuk merancang dan membangun robot sumo kami, yang akhirnya kami beri nama C.O.R.E. Sumo.

Selama kompetisi, kami menghadapi banyak tantangan, termasuk kendala teknis seperti sinyal remote IoT yang kurang responsif, kurangnya torsi pada robot, dan lawan yang memiliki robot lebih baik. Namun, dengan kerja keras dan kerjasama tim, kami berhasil mengatasi berbagai rintangan tersebut.

Salah satu momen paling membanggakan bagi kami adalah ketika robot kami berhasil masuk dalam 10 besar di kompetisi Sumo Robot Turnamen Robotik Indonesia. Ini adalah pencapaian besar mengingat kompetisi ini diikuti oleh banyak tim hebat dari berbagai daerah.

Kami belajar banyak dari pengalaman ini, mulai dari aspek teknis hingga kerjasama tim. Prestasi ini tidak hanya menguatkan semangat kami untuk terus berkarya di bidang robotika, tetapi juga memberikan kami banyak pelajaran berharga yang bisa kami terapkan di proyek-proyek masa depan.

Sumo robot adalah contoh nyata bagaimana teknologi dan kreativitas bisa digabungkan untuk menciptakan sesuatu yang luar biasa. Kompetisi seperti ini tidak hanya menguji kemampuan teknis, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai kerjasama, ketekunan, dan inovasi. Bagi siapa saja yang tertarik dengan robotika, sumo robot adalah proyek yang sangat menarik dan menantang untuk ditekuni.