Masa Depan Peperangan Udara: Drone yang Dipandu AI
Drone mirip pesawat tempur Boeing MQ-28 Ghost Bat (Sumber: Reuters/Jamie Freed)
Proyek Pesawat Tempur Kolaboratif (Collaborative Combat Aircraft project/CCA) Pentagon, yang mengembangkan pesawat berpemandu AI, menandakan perubahan besar dalam peperangan udara.
- Tujuan Proyek: Tujuan utama proyek CCA adalah untuk meningkatkan kemampuan Angkatan Udara A.S. dengan menambahkan setidaknya 1.000 drone yang digerakkan oleh AI.
- Partisipasi Kontraktor: Inisiatif Pentagon mencakup berbagai raksasa pertahanan seperti Boeing, Lockheed Martin, Northrop Grumman, General Atomics, dan Anduril Industries yang bersaing untuk mendapatkan bagian dari program CCA senilai $6 miliar.
- Inovasi: Drone yang dikendalikan AI ini dirancang agar bersifat otonom, mampu melaksanakan misi kompleks tanpa campur tangan manusia secara langsung, menunjukkan kemajuan dalam AI dan perangkat lunak terbang yang memungkinkan respons dinamis di medan perang.
- Efektivitas Biaya: Pentagon memperkirakan bahwa drone ini akan menelan biaya sekitar sepertiga dari harga jet tempur yang sebanding, sehingga menghasilkan penghematan biaya yang signifikan baik dalam biaya produksi maupun pelatihan pilot.
- Bekerja sama dengan Jepang: Pentagon bekerja sama dengan Jepang untuk menciptakan drone canggih untuk misi dengan pesawat berawak, dengan fokus pada peperangan elektronik dan pertahanan udara.
Mengapa Itu Penting:
- Merevolusi Strategi Militer: Pengenalan pesawat dan drone yang dipandu AI dirancang untuk merevolusi strategi dan operasi militer tradisional.
- Meningkatkan Efisiensi Operasional: Pesawat tak berawak ini, dilengkapi dengan kecerdasan buatan, akan bertindak sebagai “wingman” untuk melengkapi dan mendukung pesawat tempur berawak seperti pesawat tempur F-35
- Manfaat Ekonomi dan Skala: Drone AI menawarkan keuntungan biaya yang signifikan yang dapat segera mengarah pada perluasan penggunaan drone di Angkatan Udara AS.
Keywords: Sustainable Development Goals (SDG) 9, Industry, Inovation.
Comments :