Pada tahun sebelum tahun 1950-an kendaraan beroda empat atau sering di sebut dengan mobil memiliki sistem keselamatan yang sangat minim saat terjadi benturan dan menyebabkan banyak korban jiwa. Oleh sebab itu pada tahun 1951 seorang bernama Walter Linderer dari Jerman dan John Wedrik dari Amerika. Mereka menciptakan sistem keselamatan yang berupa kantong udara yang mengembang saat bagian bumper depan kendaraan mengalami benturan atau di aktifkan langsung oleh pengemudi. Tetapi pada tahun 1968 Allen breed menciptakan teknologi penginderaan kecelakaan yang menjadi cikal bakal airbag [1].

Supplemental restraint system (SRS) atau lebih sering di sebut airbag adalah sistem keamanan yang keluar dari kemudi, dashboard, pintu,atau kursi. Jika kendaraan mengalami benturan keras yang bertujuan untuk melindungi bagian daerah kepala,leher, dan dada. Saat terjadi kecelakaan yang fatal tidak hanya sabuk pengaman yang menjadi perlindungan tetapi airbag juga termasuk dalam sistem keamanan yang penting, ternyata bukan hanya rem ABS saja yang bisa memaksimalkan keselamatan berkendara [2].

Perkenalan airbag pada tahun 1971oleh perusahaan mobil Ford nenbuat sebuah percobaan tentang airbag. Dan pada tahun 1973 General Motors pertama kali menguji airbag pada mobil yang hanya di jual untuk pemerintah. Oldsmobile Toronado adalah mobil pertama yang mempunyai airbag yang di jual ke masyarakat. Lalu General Motors juga menawarkan airbag yang berada di samping pengemudi pada Oldsmobile dan Buick pada tahun 1975 dan 1976. Tetapi karena memiliki masalah pada designnya airbag tersebut menyebabkan kematian, dari pada melindungi. Airbag lalu ditawarkan sekali lagi pada mobil Ford Tempo di tahun 1984. Pada tahun 1988, Chrysler menjadi perusahaan pertama yang menawarkan sistem kantong udara sebagai perlengkapan standar.

Gambar 1. Posisi Airbag [3].

Terdapat dua jenis airbag, depan dan berbagai jenis airbag samping, seperti ditunjukan pada Gambar 1. Airbag depan memiliki sensor yang akan memutuskan kapan airbag harus mengembang. Sedangkan kantong udara samping dirancang untuk melindungi kepala dan atau dada saat terjadi kecelakaan serius yang melibatkan sisi kendaraan.

Tujuan dari adanya airbag adalah untuk mengurangi benturan yang terjadi kepada pengemudi dalam waktu sepersekian detik. Ada tiga bagian dalam airbag yang mendukung pada airbag.

  1. Kantung udara airbag terbuat dari kain nilon tipis yang terlipat di dalam kemudi dan dashboard, tetapi baru baru ini ada di pintu dan kursi.
  2. Sensor berguna untuk memerintah kantung udara untuk mengembang saat terjadi benturan. Proses pengembangan terjadi ketika ada benturan yang sebanding dengan menabrak objek yang keras seperti tembok dengan kecepatan 16 sampai 24 km per jam
  3. Sistem pengembangan airbag mereaksikan natrium azida (NaN3) dengan kalium nitrat (KNO3) untuk menghasilkan gas nitrogen. Kemudian ledakan nitrogen mengembangkan airbag seketika dengan kecepatan kurang lebih 300 km per jam dan gas tersebut langsung menyebar melalui lubang lubang kecil, yang menyebabkan airbag mengempis. Seluruh peroses memakan waktu sekitar 1/25 detik.

 Pada saat terjadi tabrakan di bagian depan atau bagian belakang, tetapi pada saat terjadi benturan di bagian samping maka  airbag bagian pintu akan mengembang, seperti yang ditunjukan pada Gambar 2. Sensor airbag pada mobil akan mengirimkan sinyal ke modul kontrol begitu mobil mengalami tabrakan atau membentur keras, dan airbag mengembang. Modul kontrol tersebut berupa komputer kecil yang berfungsi untuk menerima data benturan dari sensor. Selanjutnya modul mengirimkan sinyal ke pemicu perangkat listrik yang berupa kawat tipis. Ketika arus listrik mengalir maka kawat akan panas dan membakar propelan airbag yang terdiri dari zat azida natrium. Pembakaran zat itu menghasilkan gas nitrogen yang memicu airbag mengembang dan melindungi pengemudi atau penumpang mobil. Gas nitrogen akan keluar dan airbag mengempis kembali sesaat setelah kepala pengemudi atau penumpang membentur airbag. Akibatnya, kantung udara itu tak akan menjepit kepala atau badan pengemudi atau penumpang. Jadi penumpang tetap aman.

Gambar 2. Cara Kerja Airbag

Airbag yang dipasang di dashboard atau di lingkar kemudi hanya akan mengembang jika terjadi tabrakan depan atau di wilayah 30 derajat dari arah depan kendaraan. Cara kerja airbag di bagian samping berbeda dengan airbag yang ditempatkan di depan. Airbag di bagian ini menggunakan tabung gas argon terkompresi dengan tingkat tekanan berkisar 3.000-4.000 psi. Pada saat mobil mengalami benturan gas tersebut akan terlepas dan berfungsi memicu airbag mengembang.

Jadi sebagai penyokong keselamatan tidak hanya dengan menggunakan sabuk pengaman dan rem ABS. Tetapi  airbag juga menjadi salah satu system keamanan yang harus sangat di perhatikan oleh perusahaan yang memproduksi mobil sebagai sistem keamanan standar untuk mobil. Karena airbag sangat menolong penumpang pada saat terjadi tambrakan.

 Kontribusi dari Elmer Chandra (ARE sem2 2017/2018)

 

[1] https://www.amazine.co/28242/siapakah-penemu-airbag-kantong-udara-sejarah-fakta-lain/

[2] http://www.ridergalau.com/cara-kerja-dan-fungsi-airbag-srs/

[3] https://www.otosia.com/berita/mengulik-cara-kerja-airbag-pada-mobil.html

[4] https://www.lexus.com.bh/es-2016-ten-airbags

[5] http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/menuutama/ototronik/1146-hs3