Bagi penggemar otomotif, kalian pasti sudah tidak asing dengan kata Turbocharger dan Supercharger kan? Turbocharger dan Supercharger adalah “pompa” untuk memasukan udara ke ruang pembakaran. Hal ini dilakukan agar jumlah oksigen yang masuk ke ruang pembakaran menjadi lebih banyak. Sehingga pembakaran menjadi efisien, mesin mobil menjadi lebih bertenaga dan rendah emisi.

Perbedaan turbocharger dan supercharger adalah turbocharger memanfaatkan gas buang untuk memutar turbin penghisap udara, sedangkan supercharger memanfaatkan putaran mesin untuk memutar turbin penghisap udara.

Kelemahan dari turbocharger adalah turbocharger belum aktif saat RPM mesin rendah. Ini terjadi karena gas buang yang dihasilkan oleh mesin juga rendah, sehingga tidak mampu memutar turbin (peristiwa ini dinamakan”Turbo Lag”).

Kelemahan dari supercharger adalah supercharger mengandalkan putaran mesin untuk bekerja, sehingga memberikan beban tambahan ke putaran mesin. Hal ini membuat mesin lebih boros bahan bakar karena membutuhkan tenaga lebih untuk bekerja.

Ada banyak metode yang sudah dilakukan produsen mobil untuk mengurangi Turbo Lag. Metode tersebut adalah Twincharger, twin-turbo, dan variable turbocharger. Saya sendiri tertarik akan hal ini, dan saya memiliki keinginan untuk membuat inovasi dalam menghilangkan Turbo Lag. Saya mendapatkan ide dari kipas angin, dan sistem tersebut saya beri nama E-Turbo (Electric Turbo).

Bagaimana cara kerja E-Turbo? Saat mesin berputar pada RPM rendah, putaran turbin akan dibantu oleh  putaran dinamo yang sumber tenaganya berasal dari baterai. Saat mesin berputar pada RPM tinggi, dinamo sudah tidak aktif lagi dan turbin sepenuhnya berputar menggunakan dorongan dari gas buang.

Sumber :

Gran Turismo : Beyond the Apex

 

William Winata / ARE / 2101638090